Ketua Tim Pemenangan Asmo Berkharisma, Andi Sudirman, mengatakan, tertundanya pelantikan Asmo Berkharisma sudah sulit disebut kesalahan teknis. "Patut diduga sudah ada unsur kesengajaan yang dilakukan oknum tertentu sehingga pelantikan selalu ditunda," katanya melalui rilis, tadi malam.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pun mulai "bicara dua kali" soal pelantikan tertunda tersebut. Menjelang Lebaran, Syahrul menegaskan sudah memberi batas waktu kepada DPRD Soppeng paling lambat tiga hari setelah Lebaran untuk mengajukan rekomendasikan pelantikan bupati-wakil bupati terpilih.
Namun, empat hari setelah Lebaran berlalu, sikap Syahrul yang ditampilkan lewat komentarnya ke publik tak berubah dari sikap sebelumnya.
Syahrul masih mengatakan masih memberi kesempatan kepada Ketua DPRD Soppeng Andi Kaswadi Razak untuk melakukan proses sesuai mekanisme. Tak lupa, Ketua Golkar Sulsel ini menyatakan tetap memaklumi sikap Kaswadi yang juga Ketua Golkar Soppeng.
Tim Asmo Berkharisma, Unru Hekong, meminta gubernur turun tangan dan menggunakan wewenangnya secara maksimal. "Sesuai petunjuk Pak Gubernur, kami minta agar beliau tidak mendiamkan tertundanya pelantikan di Soppeng. Beliau sudah berjanji memberi batas waktu, tapi itu pun berlalu," katanya.
Di Makassar, Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (Germak) dan Lembaga Pemantau Pembangtunan Sulsel (LPPSS) menggelar unjuk rasa di KPU Sulsel, kemarin. Mereka mendesak agar Polda Sulsel segera menangkap oknum yang terlibat dalam pembakaran kantor KPU Soppeng saat pilkada lalu. Mereka juga meminta aparat mengusut aktor intelektual di balik tindakan anarkhis tersebut.
Pernyataan sikap lembaga tersebut ditandatangani Ketua Umum LPPSS Bachtiar Mandala Putra, Ketua Umum Germak Agus Toro, dan Jenderal Lapangan Asma Amal.
sumber : tribun-timur.com