Upeks.co.id - Waktu terus bergulir. Tak terasa M Bakri (45) sudah
seperemp[at abad tekuni pekerjaan pandai besi. Ketika usia 20 tahun dan lajang,
dia sudah ikut bekerja dan cari nafkah pada orang lain. Bakri warga Dusun
Tonrongnge,
Lingkungan Mallekana Kelurahan Tettikenrarae, Kecamatan Marioriwawo
itu, kini sudah mandiri. Dalam menekuni bisnisnya, selama ini Bakri mengaku
''solo karir''. Bila order banyak, biasanya kami minta bantuan tenaga pada
tetangga,'' ujarnya saat ditemui Upeks di tempat kerjanya, baru-baru ini.
Selama ini, orderan yang
banyak diterimanya, pesanan parang. Selain itu, dia juga melayani pesanan
perhiasan keris untuk kelengkapan pakaian pengantin. Menyinggung bahan baku,
Bakri mengungkapkan, bahan pembuatan parang dan sejenisnya, umumnya diambil dari
Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang atau sekitar 70 kilometer dari
kediamannya. Besi per kilo di Sidrap seharga Rp10 ribu per kilo. Jenis besi
baja Rp35 ribu per kilo kilo.
Mengenai pembakaran besi,
diproses lewat arang disemprot mesin kapasitas 250 watt. Untuk membuat parang
seharga Rp100.000 dapat diselesaikan dalam tempo dua jam, kata pria bercucu
tiga ini. ''Harga parang bisa meningkat hingga Rp200.000, bila konsumen ingin
parang bercampur bahan baja,'' ujarnya. Khusus jenis badik hiasan hanya Rp25 ribu
dan clurit Rp75 ribu. Untuk mengembangkan usaha dan peningkatan jasa, Bakri
sangat berharap, Koperindag Soppeng dapat menyalurkan bantuan modal, minimal
untuk pembinaan dan penyuluhan. (rh/arf).
Sumber : http://upeks.co.id/index.php/daerah/item/17969-seperempat-abad-tekuni-pandai-besi