Selasa, 24 Agustus 2010

Panitia Pelantikan Bupati Terbentuk

Jadwal pelantikan pasangan bupati Soppeng terpilih, A Soetomo-Aris Muhammadia belum jelas sampai Senin 23 Agustus. Namun pemerintah kabupaten (pemkab) telah melakukan persiapan dengan membentuk panitia pelantikan.

Pelaksana Harian Bupati Soppeng, Abd Haris Abbas di kantor bupati, Senin 23 Agustus mengaku telah menpersiapkan pelantikan bupati. Namun lokasi pelantikannya belum ditentukan. Kemungkinan pelantikan di halaman kantor Bupati Soppeng.
Tempat pelantikan menggunakan karpet merah. "Begitu SK pelantikan bupati sudah ada dari Mendagri, segalanya sudah siap. Lokasi pelantikan tetap dikoordinasikan dengan bupati terpilih," ujar Haris.
Menurut dia, panitia mempunyai tugas, mulai perlengkapan tenda hingga susunan acaranya. Abd Haris Abbas yang juga Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Soppeng itu mengakui kalau panitia telah mempersiapkan undangan.
Beberapa tokoh nasional dan masyarakat direncanakan diundang menghadiri acara. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo juga dijadwalkan menghadiri pelantikan yang dirangkaikan dengan gerakan penanaman pohon tersebut.

sumber: fajar.co.id

Pergi Tarawih, Rumah Dimasuki Pencuri

Masyarakat Kabupaten Soppeng diimbau tetap waspada selama bulan puasa, terutama saat melaksanakan ibadah tarawih. Jangan sampai mengalami nasib seperti yang menimpa Masdiana, warga Laburawung Jalan Merdeka Watansoppeng.
Masdiana terpaksa merelakan barang berharga miliknya, uang Rp 5 juta lebih dan perhiasan emas berpindah tangan ke orang tak dikenal yang menggerayangi rumahnya saat dia melaksanakan salat tarawih di masjid. Tamu tak diundang tersebut beraksi saat Masdiana tidak berada di rumah, Minggu malam 22 Agustus.

Masdiana mengetahui telah kehilangan uang Rp 5 juta dan emas 40 gram sepulang dari masjid. Uang dan emas itu disimpan di lemari dalam kamarnya. Isi lemari sudah diacak-acak pelaku. Saat itu pula korban langsung melapor ke Polres Soppeng.
Kasat Reskrim Polres Soppeng, AKP Zainuddin membenarkan tentang adanya kasus pencurian tersebut. Saat menerima laporan petugas langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) melakukan penyelidikan.
Menurut Zainuddin, pencurinya diperkirakan masuk lewat jendela. Dugaan itu dikuatkan dengan adanya bekas cungkilan di jendela rumah korban. "Kasus tersebut dalam penyelidikan polisi," ujarnya.
AKP Zainuddin berharap warga tetap meningkatkan kewaspadaan selama Ramadan. Sebelumnya meninggalkan rumah, lebih dulu memeriksa dan mengunci pintu. Juga tidak menyimpan barang berharga di tempat yang tidak aman.

sumber: fajar.co.id

BPK Pertanyakan Bantuan Rp 1,3 Miliar

Bantuan sosial Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Soppeng Rp 1,399 miliar ke pedagang Pasar Cabenge menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam audit APBD 2009. BPK tak mempertanyakan kewajaran bantuan tersebut.

Temuan BPK itu terungkap dalam rapat DPRD Soppeng dipimpin ketuanya, HA Kaswadi Razak akhir pekan lalu. Bahkan temuan tersebut menjadi pembahasan anggota dewan.
Dalam laporan BPK, terungkap kalau bantuan sosial ke pedagang Pasar Cabenge melalui Asosiasi Pedagang Pasar Kabupaten Soppeng (APPKS) sebesar Rp 1,399 miliar meragukan kewajarannya. Terutama terkait bantuan pembayaran los ke depeloper.
Selain itu, BPK juga mengindikasikan kerugian daerah atas dana bantuan yang tidak tersalur bagi pelataran dan kios yang belum ditempati sebesar Rp 393 juta. Demikian pula biaya operasional Rp 37.220.000.
Selanjutnya BPK menilai terjadi pemborosan keuangan daerah atas penyaluran bantuan yang tidak selektif ke pedagang. Khususnya yang menempati los dan kios sebesar Rp 927 juta.
Kejadian itu dianggap membuka peluang terjadinya penyalahgunaan keuangan atas bantuan yang belum disalurkan ke pedagang yang telah menempati pelataran dan los sebesar Rp 48,4 juta.
Terkait temuan itu lanjutnya, BPK menginstruksikan Kepala Dinas (Kadis) Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) melakukan penagihan ke anggota APPKS terkait sisa bantuan yang belum tersalur Rp 393 juta. Juga mengharuskan anggota APPKS mengembalikan biaya operasional Rp 37 juta. APPKAS juga diinstruksikan segera menyalurkan bantuan sosial ke pedagang yang telah menempati pelataran dan kios, namun belum menerima bantuan sebesar Rp 48 juta.

sumber: fajar.co.id

Polisi Amankan Ratusan Dos Petasan

Aparat Polres Soppeng berhasil mengamankan ratusan dos petasan. Petasan yang disita itu terdiri dari berbagai merek dan ditemukan disejumlah kios dan penjual. Kasat Reskrim, AKP Zainuddin di ruang kerjanya, akhir pekan lalu mengatakan, razia tersebut untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat.

Razia tersebut akan dilakukan terus menerus selama Ramadan. Zainuddin menambahkan razia tersebut sebagai upaya memberikan kenyamanan agar masyarakat dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk. Dia berharap agar warga bisa proaktif melaporkan kepolisi bila disekitarnya terdapat penjual petasan dan mengganggu ketertiban masyarakat. "Razia akan dilakukan tidak hanya didalam Kota Watansoppeng. Tapi juga diseluruh penjual yang berada di kecamatan-kecamatan. Pedagang yang kedapatan menjual petasan akan dimintai keterangan dan akan diberi pembinaan,"ujarnya. Menurut Zainuddin, penjual mengaku petasan tersebut dipasok dari kabupaten tetangga. Petasan yang berhasil diamankan itu akan segera dimusnahkan. Zainuddin mengatakan, petasan yang diamankan itu ditemukan dua penjual yakni di Labessi dan Cabenge. Bahkan satu penjual diantaranya merupakan anggota Polres Barru bernama Brigpol Nasar."Anggota tersebut telah diserahkan dan dijemput unit P3D Barru. Sanksi yang diberikan tergantung pihak Polres Barru," tambah Zainuddin. Ia mengatakan, mereka kedapatan menjual petasan secara ilegal. Penjualnya tak mampu memperlihatkan surat izin dan dokumen yang sah.

sumber: parepos.co.id

Kamis, 12 Agustus 2010

Jam Kerja Pegawai Dikurangi

Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun honorer lingkup Pemkab Soppeng kembali menikmati pengurangan kerja selama bulan suci ramadan. Jam kerja pegawai berkurang dari delapan jam menjadi 6,5 jam saja sehari.
Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Soppeng, Andi Khaerul Umur mengatakan, perubahan jam kerja pegawai di daerah ini mulai berlaku Rabu, 11 Agustus hingga dua hari sesudah lebaran.Hal itu berdasarkan surat edaran Bupati Soppeng Nomor 800/559/BKD/VIII/2010 yang ditandatangi Sekretaris Kabupaten, Abd Haris Abbas SH MM.

"Kebijakan pemkab ini untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan ibadah puasa, khususnya bagi pegawai yang melaksanakan ibadah puasa. Surat edaran terkait pengurangan jam itu disampaikan keseluruh SKPD lingkup Soppeng," kata Khaerul Umur di kantornya, Rabu 11 Agustus. Dia menambahkan, jam kerja pegawai hanya pukul 08.00-15.00 wita. Jika sebelumnya para PNS mulai berkantor pukul 07.30 Wita, maka selama Ramadan masuk kerja pukul 08.00 Wita. Sedang jam pulang sebelumnya 16.00 Wita menjadi pukul 15.00 Wita. Begitu pula jam istirahat juga mengalami perubahan. Selama Ramadan, PNS istirahat pukul 12.00-12.30 Wita. Diluar Ramadan, jam istirahat para pamong ini pukul 12.00-13.00 Wita. Khusus hari Jumat jam pulang pukul 15.30 Wita."Khusus cuti bersama dilaksanakan mulai 9-13 September. Setelah itu jam kerja berlaku sebagaimana biasanya," tambah Khaerul.
sumber : parepos.co.id

Polres Soppeng Siagakan Satu Kompi

Pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada), Polres Soppeng meningkatkan pengamanan. Bahkan polres mendatangkan bantuan pengamanan dari daerah tetangga.
Kapolres Soppeng, AKBP Ricky Naldo Chairul di ruang kerjanya, Selasa 10 Agustus mengatakan, langkah itu sebagai upaya antisipasi terhadap gangguan keamanan di daerah ini. Dia mengaku mendatangkan bantuan pengamanan untuk menghindari aksi anarkis, seperti yang terjadi sebelumnya.

Selain menyiagakan seluruh personelnya, lanjutnya, Polres Soppeng juga mendatangkan bantuan pengamanan satu kompi. Pengamanan tersebut terdiri atas 70 personel Polres Bone dan 30 personel Polres Wajo. Dua unit mobil water canon (AWC) juga didatangkan dan terparkir di halaman Polres Soppeng.
"Bantuan pengamanan akan disiagakan beberapa hari di Watansoppeng. Lamanya tergantung kondisi," tambah Ricky seraya menambahkan, polisi tersebut disiagakan di beberapa tempat strategis, terutama di kantor Bupati dan DPRD Soppeng.
sumber : fajar.co.id

Selasa, 10 Agustus 2010

Inspektorat Temukan 100 Kasus

Inspektorat Kabupaten Soppeng menemukan sedikitnya 100 kasus dugaan pelanggaran administrasi dan penyimpangan anggaran. Kasus itu ditemukan di beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Kasus tergolong cukup banyak itu menimbulkan kerugian keuangan negara dan daerah Rp 370 juta.

Kepala Inspektorat Soppeng, Drs HA Pawelloi Mappejanci M.Si mengungkapkan hal itu dalam rapat pemutahiran data tindak lanjut hasil pemeriksaan inspektorat. Kegiatan itu dibuka Bupati Soppeng, HA Soetomo di kantor bupati , Senin 9 Agustus.
Menurut Andi Pawelloi, dari 100 kasus yang direkomendasikan untuk ditindaklanjuti di beberapa SKPD kerugiannya mencapai Rp 370 juta. Temuan itu terdiri atas 40 kasus pelanggaran administarasi dan kerugian fanansial sebesar Rp 349 juta. Kasus itu temuan 2009 dan tahun sebelumnya.
Sedangkan tahun ini hingga Agustus sebanyak 60 kasus dengan objek pemeriksaan (obrik) 24 SKPD.
Kerugian keuangan yang ditimbulkan mencapai Rp 20,5 juta. Atas temuan hasil pemeriksaan yang belum tuntas, ditindaklanjuti inspektorat dengan menyampaikan langsung ke pimpinan SKPD bersangkutan. "Namun masih ada beberapa pimpinan SKPD yang belum menyelesaikan dan menindaklanjuti temuan tersebut," ungkapnya.
Dalam tanggapannya, Bupati Soppeng, A Soetomo mengharapkan temuan itu bisa dituntaskan. Pemutakhiran data diharapkan dapat mengurangi temuan tahun berikutnya. "Tim tindak lanjut dan inspektorat diharapkan dapat bersinergi dalam meningkatkan pengawasan agar bisa meminimalkan temuan," pinta Soetomo.
sumber : fajar.co.id

Harga Ayam "Terbang"

H minus tiga Ramadan harga sejumlah kebutuhan pokok terus bergerak naik. Harga ayam potong dan telur misalnya, di beberapa pasar tradisional di Soppeng terus memperlihatkan tren kenaikan signifikan.

Harga ayam kampung juga ikut melonjak. Jika sebelumnya ayam kampung betina dijual Rp35 ribu per ekor, kini harganya sudah "terbang" mencapai Rp55 ribu per ekor. Sedang ayam pejantan dari Rp 45 ribu naik menjadi Rp 75 ribu per ekor. "Beberapa pekan terakhir harga ayam memang terus merangkak naik. Hal ini mungkin dipengaruhi banyaknya permintaan masyarakat memasuki hari pertama puasa," kata seorang penjual ayam potong di Pasar Sentral Watansoppeng, Rosmini, Ahad 8 Agustus. Rosmini mengaku pedagang terpaksa menjual dagangannya lebih tinggi dari biasanya, karena harga yang diperoleh dari peternak juga mengalami kenaikan. Menurut dia, ayam yang biasanya dijual Rp35 ribu per ekor kini sudah menjadi Rp38 ribu-Rp 40 ribu per ekor. Kenaikan tersebut, kata Rosmini, juga akibat naiknya biaya angkutan atau distribusi dari peternakan ke penjual. Termasuk naiknya harga pakan ternak dan pembayaran listrik tiap bulannya. "Tapi memang selama ini saya lihat jika banyak permintaan atau pembeli maka harga jual juga dipastikan naik," ujarnya. Selain harga ayam potong, harga telur juga mengalami kenaikan. Jika sebelumnya dijual sekira Rp24 ribu per rak kini menjadi Rp 28 ribu per rak. Secara umum, harga kebutuhan pokok jelang puasa secara keseluruhan terus merangkat naik. Sebut saja minyak goreng curah yang tadinya dijual Rp 6.000 per liter naik menjadi Rp 7.500 per liter. Begitu juga harga gula pasir naik dari Rp7.500 menjadi Rp 8.500 per liter. Menurut seorang pedagang H Syamsuddin, kenaikan harga sembako jelang Ramadan menjadi hal rutin. Banyaknya permintaan masyarakat menjadi salah satu alasan pedagang menaikkan harga, sementara pasokan yang mereka peroleh berkurang. Para pedagang juga mengaku kenaikan harga kebutuhan pokok dipengaruhi cuaca yang cukup estrem. Menurut pedagang, hujan yang terjadi mengakibatkan pasokan sejumlah komoditi berkurang.
sumber : parepos.co.id

Senin, 09 Agustus 2010

Soppeng Ketegori Kuning Malaria

Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit malaria. Kini daerah tersebut masuk sembilan daerah di Sulsel endemisitas sedang (kategori kuning) malaria.
Project Manager Malaria Soppeng yang juga Kabid Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2KL) Diskes Soppeng, dr Nurhadi Muda di ruang kerjanya, akhir pecan lalu mengaku telah ditemukan positif penderita malaria 22 orang. Penderita itu ditemukan dalam penyisiran puskesmas di daerah itu sebelumnyai. Namun mereka telah menjalani perawatan dan pemberian obat.

Bahkan diskes telah menetapkan tiga desa di Soppeng yang masuk kategori merah penderita malaria masing-masing Desa Soga (Marioriwawo) dan Kampiri serta Citta Kecamatan Citta.
"Soppeng masuk ketegori kuning penderita malaria di Sulsel. Bahkan tiga desa masuk kategori merah. Desa lainnya masuk kategori kuning dan hijau," ujarnya.
Kasi Penyakit Menular Diskes Soppeng, Hj Nurbaya menambahkan, selama ini malaria telah mendapat perhatian Global Fund. Organisasi dunia yang peduli kesehatan itu telah menyalurkan dana Rp 58 juta lebih. Dana tersebut termasuk pemantauan penderita dan obat-obatan bagi penderita malaria.
"Program Global Fund mengharapkan Indonesia steril dari malaria hingga 2020. Untuk mencegah bertambahnya penderita malaria, dalam waktu dekat ini dibagikan kelambu khusus bagi ibu hamil dan bayi yang baru lahir," ungkap Nurbaya.
Nurbaya menambahkan, kini aktif dilakukan penyisiran wilayah. Setiap daerah disurvei untuk mengetahui kemungkinan adanya warga yang terserang malaria.
sumber : fajar.co.id

Sabtu, 07 Agustus 2010

MK Tolak Gugatan Akar di Soppeng

Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan yang diajukan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak-Rizal Mappatunru (Akar) dalam sengketa Pilkada Soppeng 2010.
Dalam sidang pleno pembacaan putusan yang dipimpin majelis hakim Ahmad Sodiki di gedung MK Jakarta, Jumat (6/8), MK menolak delapan dalil perkara yang diajukan pemohon ke pihak termohon, KPU Soppeng.

Materi gugatan tersebut di antaranya dugaan politik uang, penyalahgunaan APBD, penggelembungan daftar pemilih tetap (DPT) oleh KPU, bagi-bagi hadiah bagi pedagang pasar maupun imam masjid, dan intervensi PNS saat pemilihan.
"Yang menarik materi terakhir pemohon yang ditolak majelis hakim mengenai manipulasi ribuan suara di puluhan TPS. MK menduga justru ada pemalsuan formulir C1 setelah data yang dimiliki pemohon dicocokkan dengan termohon. Meskipun dalil ini dikabulkan tidak bisa mengalahkan perolehan yang diraih pemenang pilkada," jelas Kuasa Hukum KPU Soppeng, Sopian.
Enam pemenang pilkada di sembilan kabupaten yang menggelar pemilihan sudah berkekuatan hukum tetap di MK. Selain Soppeng, Pangkep, Gowa, Maros, Lutim, Selayar, dan Maros.

sumber : tribun-timur.com

Pemkab Lamban Tangani Banjir

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Soppeng menuding pemerintah kabupaten (pemkab), terutama instansi terkait lamban menangani banjir di daerahnya. Terbukti, korban banjir belum mendapatkan bantuan sampai Jumat 6 Agustus.
Padahal banjir di daerah tersebut telah terjadi sejak tiga bulan lalu. Seperti banjir di Amitue Kelurahan Kaca, Marioriawa. Sedikitnya 42 kepala keluarga (KK) sudah tiga bulan terjebak banjir. Bahkan mereka terpaksa menjadikan air hujan sebagai air minum.

Penilaian itu diungkapkan anggota DPRD Soppeng, A Wadeng, Jumat 6 Agustus. Wadeng menilai pemkab kurang tanggap mengantisipasi banjir yang rutin terjadi setiap tahun. Padahal dalam banjir yang melanda Soppeng bagian utara tersebut, terutama Marioriawa membutuhkan kepedulian pemkab.
"Masa banjir sudah merendam beberapa bulan, namun korban belum mendapatkan bantuan.
Seharusnya instansi terkait lebih aktif menangani banjir tersebut," sarannya.Bahkan Wadeng mempertanyakan dana bencana alam yang tiap tahun dianggarkan melalui APBD. Menurut dia, banjir tersebut harus mendapat perhatian serius pemkab.
Di tempat terpisah, Kabid Rehabilitasi dan Bantuan Sosial Dinas Sosial Soppeng, M Ismail tak menyangkali tentang belum adanya penyaluran bantuan bagi korban banjir di Amitue. Hal itu diakibatkan keterlambatan laporan pemerintah setempat. Menurut dia, Dinas Sosial bisa menyalurkan bantuan setelah ada laporan.
"Kami sudah turun melakukan pendataan korban banjir di Amitue. Keterlambatan itu disebabkan lambannya laporan pemerintah setempat," kilahnya.
Ismail mengatakan, bantuan yang bisa diberikan hanya berupa beras, air minum, dan makanan cepat saji lainnya. Bantuan itu bersumber dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel.

sumber : fajar.co.id

Kamis, 05 Agustus 2010

Akibat Banjir, Warga Konsumsi Air Hujan

Banjir yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Soppeng menyisakan banyak persoalan. Sampai Rabu 4 Agustus, masih ada 42 kepala keluarga (KK) di Kampung Amtue, Kelurahan Kaca, Kecamatan Marioriawa, kesulitan air bersih.
Mereka kerap mengonsumsi air hujan. Sumur yang menjadi sumber air bersih masih terendam banjir. Bahkan kejadian itu terjadi sejak tiga bulan lalu.

Di pihak lain, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Soppeng dituding kurang peduli. Warga mengaku belum ada pejabat yang turun menengok, apalagi memberi bantuan.
"Bila persediaan air bersih habis, warga terpaksa meminum air hujan. Air bersih harus didatangkan dari Kampung Talumae. Meski juga teredam banjir, namun kondisinya tidak terlalu parah," ujar seorang warga, Lasse, Rabu 4 Agustus.
Tidak hanya kesulitan air bersih, Lasse juga menyebutkan kalau warga kini mulai terserang penyakit, di antaranya gatal-gatal dan sakit perut. Penyakit menyerang, terutama bagi anak-anak. Pihak terkait juga belum turun mengambil langkah antisipasi. Padahal banjir telah berlangsung sejak tiga bulan lalu. "Warga mulai terserang penyakit, seperti sakit perut dan gatal-gatal. Mereka hanya berobat seadanya," tambah Lasse.
Persoalan lain yang dialami warga yang mayoritas petani dan penangkap ikan itu, di antaranya sumber pencaharian mereka hilang. Sawah milik mereka terendam banjir. Warga juga mengaku persedian makanan seperti beras mulai menipis.
Intesitas hujan yang tinggi tetap mengancam. Air terus bergerak naik sehingga warga menaikan lantai rumah sebagai tempat penyimpanan barang (Bugis, rakkeang). Sebagian lantai dasar rumah panggung juga terendam hingga paha orang dewasa.
Kondisi tersebut menyebabkan sebagian warga memilih mengungsi ke kampung tetangga. Jumlahnya sudah mencapai 20 kepala keluarga (KK). Sebagian lainnya masih bertahan dengan mengamankan barang ke tempat yang lebih tinggi.
Lasse mengaku sampai sekarang pemkab belum sekalipun turun melihat kondisi warga yang sudah tiga bulan terendam banjir. Bahkan jangankan bantuan, mengunjungi mereka juga tak pernah. "Memang ada petugas yang meninjau lokasi banjir, namun tidak sampai ke rumah kami. Yang memberi bantuan mi instan hanya anggota DPRD Soppeng, A Besse Megawati," tutur Lasse.
sumber : fajar.co.id

Selasa, 03 Agustus 2010

Diduga Buntut Pemilukada Soppeng, Ketua RT Coba Bunuh Diri

Andi Ridwan (41), warga kampung Macanre, Kelurahan Macanre, Kecamatan Lilirilau, mencoba bunuh diri dengan cara menikam peru sendiri. Beruntung nyawa lelaki paruh baya itu masih sempat tertolong setelah dilarikan ke rumah sakit oleh kelurga.

Korban yang saat ini masih terbaring lemas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ajappange, Soppeng, nekat mengakrhiri hidupnya dengan menikam perut sebanyak lima kali menggunakan sebilah badik. Akibat tikaman tersebut, ayah seorang anak perempuan itu harus menjalani operasi, sebab luka yang diderita cukup parah. "Luka korban tergolong cukup parah, maka dia harus dioperasi untuk menyelamatkan jiwanya. Apalagi dari lima luka bekas tikaman diperutnya, satu tembus hingga tulang belulang. Operasinya, berjalan lancar dan korban sudah melewati masa kritis," kata seorang petugas panata anastesi RSUD Ajappange, Ilham kepada PARE POS, usai mendampingi dokter ahli bedah melakukan operasi terhadap korban, kemarin. Istri korban, Suma yang di temui terpisah di RS mengatakan, tindakan nekat tersebut dilakukan suami, Jumat malam sekitar pukul 21.00 wita di dalam kamar rumahnya. Namun, dia mengaku baru mengetahui suaminya nekat bunuh diri dengan menikam perut setelah mendengar jeritan panggilan korban. "Saat masuk kamar saya langsung terkejut melihat suami saya yang sudah berlumuran darah. Selanjutnya, kami bersama keluarga langsung membawanya ke RS Soppeng ini," ujar Suma didampingi seorang haji perempuan yang mengaku tante korban. Suma menjelaskan, suaminya selama ini sehat-sehat saja dan tidak pernah mengidap penyakit kelainan jiwa. Dia juga dikenal cukup sabar dan pendiam. Bahkan dia baru pulang dari Jakarta bersama rombongan saksi salah satu pasangan calon dan sebagian lagi masih tinggal disana. "Suami saya pulang bersama tiga orang temannya. Dia mengaku terpaksa pulang karena selalu melihat bayangan bendera merah yang mengikuti dari belakang," ujar Suma membantah suaminya nekat bunuh diri gara-gara pemilukada sebagaimana isu yang berkembang, bahwa korban nekat bunuh lantaran hendak dijadikan saksi oleh pihak tergugat dalam sengketa pemilukada Soppeng di Mahkamah Konsiyusi (MK). Kapolsek Lilirilau, AKP Muslimin yang dikonfirmasi via selulernya, kemarin membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, berdasarkan keterangan yang dihimpun pihaknya saat turun tempat kejadian perkara (TKP), baik dari korban maupun pihak keluarganya menyebut tindakan nekat bunuh diri dilakukan Andi Ridwan karena adanya gangguan jiwa. "Jadi korban saat itu melihat ada bayangan yang selalu mengganngu jiwanya. Akibat gangguan itu korban tidak merasa kalau dia telah menikam perutnya sebanyak lima kali," kata Muslimin menirukan.
sumber : parepos.co.id

Sekdes Tertangkap Judi KP

Perjudian kupon putih (KP) kembali marak di Kabupaten Soppeng beberapa pekan terakhir ini. Terbukti, seorang tersangkat berinisial Bus berhasil dimankan polisi saat sedang merekap nomor KP hasil penjualan.

Tersangka yang juga seorang oknum Sekertaris Desa (sekdes) Belo, Kecamatan Ganra diamankan petugas disalah satu warkop di Cabenge, Sabtu akhir pekan lalu. Kapolres Soppeng melalui Kasat Reskrim, AKP Zainuddin kepada PARE POS, Ahad kemarin mengatakan, penangkapan tersangka berawal dari informasi masyarakat. Selanjutnya, polisi mendatangi warkop milik perempuan Masnah di Cabenge. "Saat itu anggota menemukan tersangka sementara merekap pasangan KP yang tersimpan di hand phone dengan memegang kertas rumusan nomor," ujarnya. Menurut Zainuddin, tersangka Bus yang juga oknum Sekdes Belo itu mengaku hanya sebagai penjual nomor KP yang nantinya akan disetorkan ke bandar bernama Achy (35). Saat ini Achy yang beralamat di Cabenge itu masih dalam pencarian pihak berwajib. Dari tangan tersangka polisi berhasil mengamankan barang bukti (BB) berupa satu HP merk nokia 6630, satu buah pulpen dan satu lembar kertas rumusan. Polisi juga menemukan dan menyita BB uang tunai Rp125.000 yang diduga kuat hasil penjualan KP. Zainuddin menambahkan, dua hari hari sebelumnya pihaknya juga berhasil mengamankan beberapa orang pelaku perjudian yoker dan kiu-kiu menggunakan domino di Cabenge, Kecamatan Lilirilau. Pelaku yang kini diamankan di sel tahanan Mapolres Soppeng itu masing-masing Junaed, Hamzah, Sukur, Laodi dan Supri. "Jadi semua tersangkanya telah kita ditahan di Mapolres Soppeng. Kini kasusnya dalam proses penyidikan. Para tersangka akan dijerat pasal 303 KUHP tentang perjudian, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara dan denda Rp5 juta," kata mantan Kapolsek Marioriwawo, Soppeng itu.
sumber : parepos.co.id

Pendataan Ulang Penduduk Rp 297 Juta

Dinas Kependudukan, Catatan Capil, Tenaga Kerja dan Transmigarasi (Dukcapilnakertrans) Soppeng segera melakukan pendataan ulang dan pemutahiran data penduduk. Kegiatan itu merupakan tindak lanjut pelaksanaan program elektronik kartu tanda pendudu (e-KTP) dan kartu keluarga yang dicanangkan pemerintah pusat.

Kepala Bidang Pendataan, Pengolahan Data Administrasi, dan Catatan Capil Dinas Dukcapilnakertrans Soppeng, Umar Sono SH di ruang kerjanya, Senin 2 Agustus mengatakan, pemutahiran data penduduk dilakukan secara door to door. Pendataannya segera dilaksanakan dan ditargetkan rampung September mendatang.
"Pemutakhiran data penduduk itu mendapatkan anggaran Rp 297.338.000. Anggaran tersebut dialokasikan melalui dana dekonstrasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dari APBN perubahan 2010," ujarnya.
Umar menjelaskan, anggaran itu diperuntukkan bagi biaya pemutahiran data terhadap 62.234 kepala keluarga (KK). Jumlahnya sesuai dengan target pemerintah pusat. Padahal berdasarkan data terakhir penduduk Kabupaten Soppeng mencapai 67.255 KK atau 217.820 jiwa. "Artinya masih ada 5.021 KK yang belum kebagian anggaran pemutakhiran," tambahnya.
Umar mengaku telah menyampaikan laporan data terakhir jumlah kepala keluarga ke Dinas Nakertrans Sulsel selanjutnya dilaporkan ke pemerintah pusat. Dia berharap pusat memberi tambahan anggaran dengan harapan 5.021 KK yang masih tersisa juga bisa dimutakhirkan.
"Penerapan e-KTP dan kartu keluarga akan dimulai 2011 mendatang. Program itu harus rampung, paling lambat 2012 mendatang," ungkapnya.
sumber : fajar.co.id

Ambulans Pengangkut Jenazah Tabrakan

Ambulans pengangkut jenazah di Kabupaten Soppeng tabrakan dengan angkutan kota (angkot) petepete di Ampalang Takkalalla, Minggu 1 Agustus. Dua korban masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ajjappange Watansoppeng masing-masing Lummu dan Hamri.
Keduanya terluka setelah ambulans pengangkut jenazah DD 7313 AZ bertabrakan dengan angkot petepete DD 1671 YA.

Tidak diketahui proses kecelakaan tersebut. Sebelumnya ambulans bergerak dari Makassar mengangkut jenazah, Edil, 2,6 tahun dengan tujuan Lebbae, Soppeng. Akibat tabrakan tersebut, ambulans tidak bisa melanjutkan perjalanan. Terpaksa keluarga berduka menggunakan mobil lain untuk bisa ke tujuan.
Lummu yang merupakan penumpang petepete mengalami luka berat. Kepala dan wajah mengalami luka cukup serius. Atas luka itu, Lummu harus mendapatkan beberapa jahitan.
Bahkan Lummu yang ditemui di ruang perawatan bedah RSUD Ajjappange, Senin 2 Agustus mengaku mata kanannya belum bisa melihat. Sebagian tubuhnya juga sulit digerakkan.
Penumpang petepete lain sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan intensif. Korban yang hanya menderita luka ringan itu masing-masing Norma, Faturahman, Namba, Hanafiah, Ituti, Inu, dan A Usman.
Sebaliknya penumpang mobil jenazah yang mengalami luka berat, di antaranya Hamri. Lainnya Agus hanya mengalami luka ringan. Sopir ambulans, Usman juga mendapatkan jahitan di jidat.
Usman mengaku saat kejadian, ban ambulnas yang dikemudikan tiba-tiba mengalami pecah ban. Akibatnya mobil tak bisa dikuasai sehingga menabrak petepete yang datang dari arah berlawanan.
Kasat Lantas Polres Soppeng, AKP Jasman P didampingi Kanit Laka, Agus T mengatakan, kedua mobil itu sudah diamankan. Demikian pula sopir ambulans, Usman juga sudah ditahan guna pemeriksaan lebih lanjut.
sumber : fajar.co.id